Kesempurnaan
dalam standart kemanusiaan yang kita inginkan , tak akan tercapai
kecuali dengan dua hal , yakni semangat untuk berubah dan kesabaran .
Aku pernah membaca sebuah majalah yang ketika itu kupinjam dari salah
seorang temanku dan menemukan satu kalimat yang menginspirasi didalamnya
“
Put your future in good hands , your own “ .Aku bukan
seorang cerpenis handal yang telah menulis puluhan karya terbaiknya ,
bukan juga seorang wanita karir yang memiliki banyak pengalaman dalam
hidup, aku hanya wanita yang berumur belum genap 20 tahun dan tidak
memiliki banyak kisah menarik , karena hidupku yang memang terlalu datar
. Aku tidak pintar, hanya mungkin selalu beruntung berkat doa ibuku .
Dan ketika aku bertanya pada diriku sendiri , apa impian mu ? aku belum
bisa menjawabnya . Lalu, ketika aku bertanya pada ibuku tentang apa
impianya , ibu ku tersenyum ,
“Melihat anak-anakku sukses “ ,
itulah impian terbesar ibuku . Memang kelihatanya sederhana dan klasik .
Seluruh orang tua menginginkan hal itu . Akan tetapi untuk seorang ibu
yang hanya memiliki sebelah sayap seperti ibuku , akan terasa begitu
sulit untuk menerbangkan ke empat buah hatinya : Aku, adik ku, dan kedua
orang kakak ku.
Orang tua ku bercerai ketika aku duduk di bangku
sekolah menengah pertama. Ayah kembali membangun keluarga barunya
sementara ibu ku tetap setia dengan kesindirianya. Hari hari kami lewati
begitu berat , dan hanya bersandar dengan Dia yang Mahabijaksana. Tidak
mudah untuk menjalani kehidupan yang normal diatas kenyataan bahwa
keluarga yang kami miliki sudah tidak utuh lagi . Tidak ada peran ayah
yang menyulitkan ibuku untuk mengatur kebebasan kami, anak anaknya ,
terutama kakak lelaki ku. Sekali lagi, tidak mudah bagi ibuku untuk
melewati semua ini ditengah rasa sakit yang masih mengucur deras akibat
dikhianati orang yang sangat dikasihinya.
Begitu banyak cobaan
yang Allah berikan untuk menguji keimanan kami sekeluarga . Ada satu
kisah yang aku ingat betul . Ketika itu, kakak lelaki ku ditahan polisi
akibat tauran antar pelajar saat dia masih duduk di bangku SMA . ibu ku
menangis dan hampir pingsan ketika mobil polisi membawanya meninggalkan
rumah kami . Semua tetangga disekitar rumahku memandang kami dengan
perasaan iba, sinis, atau kasihan . Ketiga hal yang menurutku sama saja,
sama sama membuat hatiku tak enak melihatnya. Ibu merasa gagal dalam
menjaga kakaku, terlihat dari raut muka nya yang tampak malu dan
bersalah . Menurutku , tidak ada yang perlu disalahkan , apalagi ibu .
Keadaan yang memang membuat ibu begitu sibuk bekerja siang malam untuk
mendapat kan penghasilan lebih dalam menghidupi kami. Dan kepercayaan
penuh untuk menjaga diri kami masing masing itulah yang benar benar
harus kami jaga .
Semenjak peristiwa itu, ibu lebih banyak diam . pernah suatu ketika ibu berkata pada kami ,
“
kalian sudah besar , tau mana yang boleh dan tidak untuk dilakukan .
Ibu tidak ingin jika orang orang diluar sana berkata, wajar saja mereka
berbuat ini itu, toh tidak ada ayah nya lagi yang melarang “ begitu
pelan ibu ucapkan , tetapi terdengar begitu jelas . Ibu tersenyum ,
sebuah sentuhan akhir yang meninggalkan kesan berarti bagiku.
Peristiwa
pahit yang kami lalui mengajarkan kami untuk lebih bersabar . Ibu, aku ,
kakak dan adiku , berusaha untuk lebih memaknai hidup dan mengambil
pelajaran dari setiap masalah yang kami lalui .
Live must go on, hidup harus terus berjalan. Dan jalan yang kami pilih adalah semangat untuk lebih berusaha, bertawakkal, dan bersabar.
Kini,
matahari seakan telah menyinari keluargaku kembali . Pelan pelan ibu
mulai meretas mimpi nya dalam usaha dan doa yang ia lakukan tiap hari di
setiap sujud malamnya . Mimpi untuk menyaksikan kesuksesan buah hatinya
di suatu hari nanti. Keadaan berubah jauh lebih baik dari hari kemarin
dan hari hari sebelumnya. Keajaiban-keajaiban kecil pun mulai mengalir
di keluarga ini .
Suatu hari, ibuku jatuh sakit. Kami bergantian
menjaganya di rumah sakit . Malam itu, aku menawarkan diri untuk menjaga
ibu , karena kulihat kakak perempuanku sudah tampak letih dan perlu
beristirahat dirumah . Aku membawa beberapa buku SNMPTN tahun lalu yang
telah kupersiapkan dari rumah, membawa alat tulis, dan selembar baju
ganti untuk kupakai besok . Kebetulan , besok aku dan adik ku akan
mengikuti tes SNMPTN , dan aku meminta nya untuk menjemputku pagi pagi
benar di rumah sakit .
Malam itu , aku sama sekali tidak belajar .
Perhatian untuk merawat dan mengasuh ibuku jauh lebih besar ketimbang
untuk membaca dan menjawab ratusan soal soal yang membuatku agak pusing .
Aku pasrah .
Pagi pagi benar , adiku sudah menjemput. kami
berangkat menuju tempat tes yang lumayan jauh . Aku hanya menelan
sepotong brownies untuk mengganjal perutku agar tidak berdemo .
Sesampainya di tempat ujian, kami berpisah . Aku berada di gedung I
semntara adikku di gedung J . Ruangan itu kurasakan saangat dingin.
Keempat AC dalam ruangan itu semua dalam keadaan ON . Aku merasa badanku
mulai tak enak , kepala ku terasa begitu berat , dan perut ku seperti
di remas remas . Alhasil, belum setengah perjalanan mengerjakan soal,
aku memuntahkan semua isi perut ku . Badanku begitu lemas dan tak
sanggup lagi digerakkan, apalagi untuk melanjutkan tes ini. Aku dipapah
keluar ruangan oleh salah seorang pengawas. Aku beristiraht di bawah
tangga sambil menunggu bel tanda selesai tes berbunyi .
Aku merasa
kecewa, kecewa pada diriku sendiri.Kupandang langit biru yang tertutupi
gumpalan awan putih, membayangkan wajah ibuku disana . Bagaimana jika
akhirnya aku tidak lulus, betapa kecewanya ibu padaku. Aku hanya pasrah
dan ikhlas dengan apa yang terjadi saat ini dan nanti. Semangat yang
tadi begitu deras kini lenyap entah kemana .
Sebulan setelah
hari kami mengikuti ujian SNMPTN. Sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh
ribuan calon mahasiswa , “Pengumuman”. Aku dan adik ku dinyatakan lulus
di universitas yang masing masing kami inginkan . Aku mendapat
kesempatan kuliah di Universitas Sriwijaya, dan adik ku di Universitas
Gajah Mada . Sebuah mukjizat untuk kami berdua . Dan aku rasakan semua
itu berkat doa dari ibuku. Ibu terlihat begitu bangga dan bahagia .
Tampak dari ekspresinya meluapkan kebahagian dengan menghubungi kerabat
terdekat dan teman temanya untuk berbagi sedikit kebahagianya saat itu
juga .
Kebahagian kami semakin lengkap ketika dua bulan kemudian,
kakak perempuan ku di wisuda . Dia mendapatkan predikat cumbloud dengan
ipk tertinggi dari Universitasnya . Tidak butuh waktu lama, belum genap
sebulan ia menyandang gelar sarjana , ia diterima bekerja di bank
dengan persaingan yang sangat ketat . Lagi – lagi, Allah membuka jalan –
Nya untuk kami sekeluarga , sedikit demi sedikit.
Kini, sudah
hampir enam bulan aku berpisah dengan ibu dan saudaraku . Seseuatu yanng
sebelumnya tidak pernah aku bayangkan , berpisah dari ibu dan saudara
saudara yang aku cintai melebihi cintaku pada diriku sendiri . Sesuatu
yang kurasa teramat berat ketika minggu2 pertama aku berada disini ,
namun semakin lama hal itu dapat ku atasi . Semoga Sang Maha Pengasih
tetap menjaga mereka dalam lindungan –Nya , amin .
Sekarang, aku
jauh lebih mandiri daripada “aku” enam bulan yang lalu . Aku yang belum
bisa mencuci baju bahkan pakaian dalam ku sendiri, aku yang belum bisa
menggoreng telur, aku yang belum bisa menggosok bajuku , aku yang
pemalas , aku yang hanya tau makan, tidur, dan bermain, dan aku aku
lainya . Aku bersyukur untuk semua perubahan itu . Aku bersyukur atas
doa yang terus mengallir dari bibir ibuku dan tentunya Allah yang
senantiasa tak lepas mengasihi ku .
Kau tahu sobat, ku buka
sedikit rahasia ku . Dikamar kos ku yang tidak terlalu lebar dan
berantakan , aku menempelkan secarik kertas di dinding kamarku yang
bertulis ,. “
Tidak ada pilihan lain selain sukses” . kata kata
ini yang membuatku selalu termotivasi untuk belajar dan terus belajar
disini . Mungkin itu juga yang membawaku memperoleh beasiswa di
universitas ini dan memperoleh ipk yang`aku harapkan . Walau belum
menjadi orang yang sukses benar seperti yang ibuku harapkan , tapi aku
bersyukur atas satu hal , saat ibuku berkata “
kalian telah sukses membahagiakan ibu sampai saat ini “ . Dan
kau tahu ? saat itu , aku merasa menjadi anak yang paling bahagia di
dunia ini, karena dapat membuat ibu ku tersenyum lebar dan melupakan
rasa perih yang pernah menganga lebar di hati nya . love you mom :)